Penyebab Terjadinya Defacing
Dalam berbagai bentuk yang di
lakukannya, kita membagi penyebab terjadinya defacing menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Internal,
diantaranya:
A. Kesalahan
konfigurasi
Apabila
tidak di konfigurasikan dengan baik malah akan menjadi ‘bumerang’ bagi sistem
itu sendiri. Bisa jadi sesuai dengan istilah ‘pagar makan tanaman’. Perlu
adanya ketelitian dan pengecekan ulang.
B. Kelalaian
admin
Apabila
Konfigurasi telah sesuai, maka faktor ' man behind the gun' yang akan berbicara
banyak; sehingga faktor internal kedua adalah manusia yang menggelola server
tersebut. Adapun jenis kelalaian yang dapat terjadi adalah :
a) Install
file dan folder
Webmaster atau admin biasanya lalai dalam menghapus
file yang digunakan untuk mengintallasi web model CMS. Contoh : folder /install
dan file install.php pada phpnuke, postnuke, phpbb.
b) File
konfigurasi dan permission
Webmaster atau admin lupa mengatur permisi pada file
file konfigurasi yang penting, yang menyangkut administrasi dan konfigurasi
file, khususnya file-file yang mencatat password, baik password database
dsb.Contoh : file config.txt, config.php, config.inc.
c) Run
of date
Terlalu lama peng-update-an suatu web atau tidak
secara terus-terusan mengupdate webnya khususnya portal yang dibundel dalam
CMS, serta juga packet packet yang terinstalasi di mesin baik itu web server
sendiri , database server dan sebagainya yang bisa menjadi pintu masuk bagi
'defacer'.
d) Run
of service
Kesalahan konfigurasi terhadap services/layanan yang
diberikan khususnya terlalu banyak menjalankan layanan yang tidak diperlukan
pada setiap server.
e) Cannot
keep secret
Berkaitan dengan "social engineering",
maka kepercayaan adalah hal terpenting, "TRusT NO BODY" mungkin
pilihan yang sangat masuk akal dalam menanggulangi hal ini. Pribadi dan mental seorang
webmaster atau admin sangat menentukan.
f) Kurang
hati-hati saat login ke mesin
Sniffing yang dilakukan dari jaringan lokal sangat
berkemungkinan untuk mendapatkan password yang di pakai oleh root, admin,
webmaster dsb.
2. Eksternal,
diantaranya:
A. Sofware
vulnerabilities
Software vulnerabilities disini adalah
kelemahan, atau kesalahan yang dimiliki oleh software/program yang dipakai baik
secara sengaja atau tidak sengaja. Khususnya software-software Open source /
atau yang berlicensi GPL (General Public License) , maka tidaklah aneh apabila
dalam hitungan hari, atau malah jam dapat diketahui kelemahan suatu software.
Banyak situs yang membahas dan melaporkan vulnerabilities suatu software baik
itu situs resmi software tersebut atau situs situs keamaanan, info ini bisa
menjadi senjata ampuh bagi para 'defacer' atau bahkan bisa menjadi perisai
ampuh bagi webmaster atau admin.
B. Sistem
vulnerabilities
Sistem operasi dari server khususnya
'kernel' yang dikembangkan oleh pengembang khusus kernel (http://kernel.org)
sehingga bukannya tidak mungkin kebocoran ini di perbaiki ahli. Kasus seperti
ini cukup jarang, umumnya cara yang ditempuh bisa dilakukan secara lokal /local
exsploit kecuali exploitasi pada 'DCOM RPC' yang berakibat kesalahan itu bisa di eksploitasi secara remote dan
berbahaya sekali bagi mesin dikarenakan akan memberikan akses administrator
C. Run
of control
Suatu kesulitan untuk melakukan Kontrol
terhadap beberapa metode serangan tertentu oleh administrator , hal ini bisa
dikarenakan penggunaan beberapa fasilitas atau metode serangan yang cukup
relatif sulit untuk di dihindari. Serangan-serangan ini sangat umum diketahui,
diantaranya :
a) Brute
forcing
Brute force attack adalah jenis serangan yang
dilakukan dengan melakukan berbagai bentuk kombinasi karakter yang akan di
cobakan sebagai password detil soal BFA (brute force attack). Metode ini
mungkin yang paling kekal, alias sudah lama tetapi tetap dipakai dikarenakan
kelebihannya yaitu tidak perlu mengetahui sistem enkripsi, atau metoda
pengamanan khususnya untuk login. tetapi memiliki berbagai 'keterbatasan
tersendiri, baik dalam hal kecepatan khususnya. Contoh : penggunaan brutus
sebagai program yang cukup ampuh untuk membrute password baik, ftp, http, smtp
dsb.
b) Dictionarry
attack
Metode ini menggunakan kamus kata yang sering di
gunakan, walau tetap memiliki prinsip yang sama dengan Brute forcing. target
serangan ini adalah password , atau bisa dikatakan attack terhadap
authentication.
c) DOS
attack Denial of Service
adalah aktifitas menghambat kerja sebuah layanan
(servis) atau mematikan-nya, sehingga
user yang berkepentingan tidak dapat menggunakan layanan tersebut.
Sniffing adalah adalah kegiatan menyadap atau
menginfeksi paket data menggunakan sniffer software atau hardware di internet.
Sedangkan
beberapa hal yang membuat website/blog yang kita kelolah bisa dideface, antara
lain:
1) Penggunaan
free CMS dan opensource tanpa adanya modification. Keseluruhan konfigurasi
menggunakan default konfigurasi, akan memudahkan para defacer untuk menemukan
informasi file, directory, source, database, user, connection, dsb. Bagi para
blogger apalagi yang masih nubie melakukan modifikasi konfigurasi engine blog
bukanlah merupakan hal yang mudah. Namun tak ada salahnya kita meluangkan waktu
mencari berbagai pedoman dan mungkin bisa juga dengan melakukan instalasi
plugin untuk keamanan wordpress seperti wp firewall, login lock down, stealth
login, dan plugin lainnya untuk keamanan blog.
2) Tidak
updatenya source atau tidak menggunakan versi terakhir dari CMS. Hal ini sangat
rentan, karena security issue terus berkembang seiring masuknya laporan dan
bugtrack terhadap source, kebanyakan hal inilah yang menjadi sebab website
mudah dideface.
3) Tidak
pernah ada research yang mendalam dan detail mengenai CMS sebelum digunakan
& di implementasikan. Sehingga pemahaman dan pengetahuan dari webmaster
hanya dari sisi administrasinya saja, tidak sampai ke level pemahaman
sourcecode.
4) Tidak
adanya audit trail atau log yang memberikan informasi lengkap mengenai
penambahan, pengurangan, perubahan yang terjadi di website baik source, file,
directory, dsb. Sehingga kesulitan untuk menemukan, memperbaiki dan menghapus
backdoor yang sudah masuk di website.
5) Jarang
melakukan pengecekan terhadap security update, jarang mengunjungi dan mengikuti
perkembangan yang ada di situs-situs security jagad maya. Sehingga website
sudah keduluan di deface oleh defacer sebelum dilakukan update dan patch oleh
webmaster.
6) Kurangnya
security awareness dari masing-masing personel webmaster & administrator.
Sehingga kewaspadaan terhadap celah-celah keamanan cukup minim, kadangkala
setelah website terinstall dibiarkan begitu saja. Kurangnya training dan
kesadaran akan keamanan website seperti ini akan menjadikan website layaknya
sebuah istana yang tak punya benteng.
0 komentar:
Posting Komentar